Friday, December 27, 2013

Tentang laki-laki yang pengecut, tega, pencemas dan penakut


Jika kalian wanita, janganlah pilih laki-laki yang tampan. Sekedar tampan wajahnya, tapi jelek hatinya. Apalagi kalau suka merendahkan wanita.

Jika kalian wanita, janganlah pilih laki-laki yang pintar, amat mengesankan. Sekedar pintar bicara tapi tipu-tipu isinya. Jangankan oranglain, istri dan anak-anaknya saja bisa ditipu.

Jika kalian wanita, janganlah pilih laki-laki yang kaya raya. Sekedar kaya raya materinya, tapi tidak peduli dengan istri dan anak-anaknya.

Ternyata tidak selalu oke mencari pasangan yang tampan, kaya raya, dan pintar kan? Kalau semua itu ternyata salah tempatnya.

Jika kalian wanita, pilihlah laki-laki yang tega. Tega untuk mendidik anak-anaknya berakhlak baik. Tega melihat keluarganya hidup sederhana saja.

Jika kalian wanita, pilihlah laki-laki yang pengecut. Yang pengecut untuk korup, mencuri hak orang lain. Gemetar tiap kali pulang membawa nafkah yang tidak berkah.

Jika kalian wanita, pilihlah laki-laki yang pencemas. Cemas jika anak-anaknya tidak berakhlak baik, apalagi tidak solat dan tidak mengaji.

Jika kalian wanita, pilihlah laki-laki yang penakut. Takut akan Tuhannya. Takut untuk menyakiti hati ibunya.

Ternyata tidak masalah dengan laki-laki yang tega, pengecut, pencemas dan penakut kan? Sepanjang bermanfaat dan baik maksudnya.

Kita selalu bisa memilih. Apapun pilihannya, bersiaplah menanggung resikonya.



(Tulisan ini dari page Tere Liye yang saya edit sedikit lalu saya tulis kembali. Semoga bermanfaat buat teman-teman yang tersasar di blog saya ini)

Sunday, November 24, 2013

Meracau


Belakangan, saya memang jadi cerewet sekali di blog ini. Banyak bicara ini itu kesana kemari. Sebenarnya yang saya lakukan hanya upaya meringankan isi kepala. Manusia dalam sehari pasti melalui banyak hal dan perasaan. Menjelang pagi rasanya malas dan tidak bersemangat tapi bisa jadi siang hari kita justru tertawa membabi buta karena sebuah hal.

Saya jarang bertemu teman, jarang sekali semenjak bekerja. Apalagi berbagi cerita bahagia dan nestapa. Hanya sesekali saya bagi seperlunya melalui pesan teks. Senin-Jumat habis waktu untuk bekerja. Sabtu dan Minggu lebih sering untuk tidur dan menonton drama korea. Entah sudah bulan keberapa hari demi hari dan minggu demi minggu saya lewati hanya seperti itu. Tidak menikmati hidup? Entahlah, mungkin begitu menurut Tuhan hidup yang nikmat untuk saya lalui. Bukankah Tuhan selalu tau yang terbaik untuk kita?

Luapan kata-kata ini hanyalah sebuah bentuk obrolan saya dengan diri sendiri, karena kurangnya waktu bertemu teman. Tapi sebenarnya kalaupun saya bertemu teman, saya pasti mengurungkan niat saya untuk menceritakan segala hal yang memberatkan kepala. Kenapa? Karena berat itu tiba-tiba pindah ke hati. Tidak enak rasanya saya bercerita ini itu kepada teman yang sudah lama tidak saya temui. Meski mungkin yang namanya teman pasti senang karena jadi tempat berbagi. Entahlah, saya jadi terlalu banyak berpikir belakangan ini. Mau cerita, kemudian berpikir sampai akhirnya tidak jadi. Mau mengungkapkan perasaan, kemudian berpikir sampai akhirnya juga hanya berakhir jadi rangkaian kata di kepala. Selalu begitu.

Sampai akhirnya saya menemukan diri saya kembali. Inilah saya, yang justru memilih bercerita dengan diri sendiri ketimbang memaki hidup yang tidak adil kepada teman. Tidak, saya tidak pernah merasa hidup ini tidak adil. Saya beruntung selama ini tidak pernah menjadi orang seperti itu. Bahkan saya merasa Tuhan sangat menyayangi saya. Sering saya menginginkan sesuatu lalu menjanjikan Tuhan hal baik pada diri saya setelah keinginan saya dipenuhi (nazar). Kemudian saya merenung, kenapa melakukan hal baik pada Tuhan saja saya harus mengancam seperti itu. Bukannya nazar tidak baik menurut saya, itu hanya renungan saya sebagai hamba yang banyak meminta, meski sesungguhya hakikat nazar adalah menunjukkan kesungguhan pada Tuhan.

Semenjak renungan itu, saya jadi banyak berpikir untuk selalu lebih baik di mata Tuhan tanpa minta dikabulkan lebih dulu. Karena keyakinan saya, kalau kita selalu menunjukkan peribadi yang lebih baik setiap harinya pada Tuhan, bukan tidak mungkin Tuhan akan memberikan lebih dari apa yang kita minta. Selalu saya percaya itu.


Pink Skirt

Pink Skirt


White t shirt
etsy.com


Vero moda blazer
$55 - veromoda.com


Long skirt
$29 - newlook.com


Antik Batik flat sandals
calypsostbarth.com


Joie black purse
joie.com


Juicy Couture watch
juicycouture.com


Forever 21 neon scarve
forever21.com

Lets find love at coffee shop!

Friday, November 22, 2013

Memperbaiki Diri


Siapa sih yang tidak ingin dijodohkan dengan lelaki yang kaya, baik, pekerja keras, agamanya bagus, pintar mengaji, rajin puasa, tidak putus menjalankan Dhuha dan hal baik lainnya. Wanita mana yang tidak ingin diimami oleh sosok seperti itu? Saya pun ingin. Tapi saya merasa malu ketika meminta pada Tuhan sosok seperti itu. Apakah saya ini pantas? Saya banyak mendengar tentang hal baik bernama memperbaiki diri. Katanya, memperbaiki diri juga memperbaiki jodoh. Karena laki-laki yang baik untuk wanita yang baik dan begitu pula sebaliknya (QS 24:26).

Boleh dibilang saya ini sedang memperbaiki diri, yang entah kenapa ada sosok kamu di masa depan untuk jadi seseorang yang ingin saya perlihatkan hasilnya nanti. Tapi betapa tidak adilnya kalau sekarang mungkin kamu justru sedang berkenalan disana-sini, dekat dengan perempuan, pergi jalan, dan entah hal lain yang sudah pasti tidak saya ketahui.

Entah kenapa sosok kamu yang saya minta pada Tuhan. Padahal mungkin Tuhan ingin sekali menyiapkan seseorang lain yang lebih baik. Tapi selalu kamu yang saya sebut dalam doa.

Entah kenapa seperti itu.

Ah tidak apa, saya memperbaiki diri karena saya mengharapkan kebaikan yang diberikan Tuhan nantinya. Katanya, Tuhan selalu mendukung dan menemani orang-orang yang berbuat baik. Semoga yang saya lakukan ini diridhai Tuhan.

Diorama Kecewaku


Harusnya saya menghadirkan model tiga dimensi yang menejermahkan sebuah perasaan bernama kecewa. Tapi saya bukan seorang seniman yang bisa menghasilkan karya itu. Maka saya hanya bisa menggambarkan sebuah adegan perasaan melalui kata. Kemudian bergantung pada imajinasi yang dibangun sang pembaca.

Maaf kalau postingan saya sebelumnya terlalu sering mengumbar bagaimana saya kecewa. Perasaan itu terlalu bergumul di kepala sampai saya merasa tidak enak kalau belum tumpah ruah. Seorang bijak pernah berkata bahwa berbicara lewat kata lebih baik ketimbang berteriak di jalan raya. Tentu saja akal saya masih ada untuk berpikir bahwa berteriak di jalan raya bukanlah hal yang normal, karna saya bisa diteriaki gila.

Sudah cukup sebelumnya saya terlalu mengumbar bagaimana perasaan saya kepada kamu. Menumpahkan segalanya, membuat becek dimana-mana sampai saya sendiri yang terpeleset karna genangan perasaan yang saya tumpahkan itu. Mungkin saja kamu yang saya pikirkan justru malah sedang memikirkan bagaimana mengajak seseorang lain untuk jalan bersama. Kontras sekali. Jadi mungkin lebih baik saya menumpahkan perasaan ini melalui doa. Karena ada Yang Maha Mendengar segala yang dikeluhkan umatNya. Seperti anjuran ulama yang pernah saya dengar;

"Jangan pernah mengaku mencintai seseorang sebelum anda mendoakan ampunan dan keselamatan dunia akhirat untuknya"

Perlahan saya mulai mengerti bagaimana cara mencintai dengan tulus di jalan yang benar. Betapa menguntai doa untuk seseorang yang dicinta adalah bentuk cinta yang paling indah. Kalaupun Tuhan tidak menakdirkan saya dengan seseorang yang saya cinta itu, sudah pasti sekali selama saya memelihara cinta selalu dilalui dengan hal baik yaitu doa.

Bukankah kecewa juga bentuk perasaan yang diberikan Tuhan? Mungkin ada yang harus saya tebus dalam melewati perasaan ini. Mungkin Tuhan ingin saya menjadi orang yang lebih baik, tenang dan ikhlas. Ah.. Andai saja blog ini punya telinga, mungkin ia sudah menutup telinganya karena saya terlalu banyak bicara.


Monday, November 11, 2013

Pembunuh Luka


Tentang pembunuh luka. Sejatinya ada dalam setiap hati kita. Kedamaian itu akan datang seketika saat kita menyebut Tuhan. Ya. Tuhan akan datang bahkan saat kamu baru saja berkata;
'Ya Tuhanku..'
Percayalah, seketika.


Tentang 10 Hal


10 hal yang pengen banget saya lakuin sama kamu


  • Piknik 
  • Makan gulali di pasar malem 
  • Main kembang api 
  • Ke Boscha 
  • Seharian cuma main tebak-tebakan/game random
  • Ke Seaworld 
  • Lari pagi 
  • Tiduran santai di pasir pantai 
  • Naik gondola 
  • Nyandarin kepala di bahu kamu tiap saya capek


Ah yang terakhir itu sih ga mungkin hahahaha yang sembilan di atasnya aja ngga mungkin apalagi yang ke sepuluh. Sudahlah..


Terima kasihku untuk semua yang tak terhingga


Terima kasih untuk 6tahun kebelakang yang penuh gelak tawa dan airmata
Terima kasih untuk tetap memanggilku dengan panggilan milik kita (meski kini aku tak pernah mendengarnya lagi)
Terima kasih untuk belaian kesal pada poniku yang jarang sekali rapih (dulu, aku diam2 suka hal ini)
Terima kasih untuk pelukan hangat yang selalu berhasil membuat luka menguap
Terima kasih untuk jemarimu yang pernah mengisi sisi kosong diantara jemariku
Terima kasih untuk membiarkan aku ikut kesana-kemari saat kamu bahkan ingin pergi sendiri
Terima kasih untuk segala rindu
Terima kasih untuk segala luka sekaligus penawarnya
Terima kasih untuk gelak tawa yang tak terhitung banyaknya
Terima kasih untuk bahu kokoh yang suka kusandari
Terima kasih untuk lengan besar yang boleh aku pegang erat
Terima kasih untuk wajahmu yang boleh kusentuh dengan telapak tanganku
Terima kasih untuk boleh menyentuh hidung mancungmu
Terima kasih untuk diam saat aku peluk dengan begitu dalam dan kencang
Terima kasih telah membuatku menyukai angka sial menurut kebanyakan orang
Terima kasih untuk kesediaanmu mencicip menu buatanku
Terima kasih pernah menerima aku apa adanya
Terima kasih untuk kepercayaanmu menitipkan Brown padaku
Terima kasih untuk semua hal indah yang begitu banyak
Terima kasih untuk setiap usahamu yang kamu sebut 'hanya ingin berusaha baik'
Terima kasih untuk kejujuranmu, dan maaf karna aku baru percaya ucapanmu bahwa kamu memang tidak cinta sedari awal
Terima kasih, Nta..

22 Oktober 2013



Friday, October 18, 2013

Wonderful Indonesia dalam Useful Guide Website

Di negeri dimana kaki kita berpijak ini, ada banyak sekali surga tersembunyi. Ada banyak sekali panorama indah menakjubkan, yang bahkan bisa membuat seorang yang sombong terlihat kecil sekali. Ia tidak ada apa-apanya dibandingkan limpahan sumber daya alam di permukaan, di dalam lautan, maupun di dalam perut bumi negeri kita ini. Jari tangan kita, tak akan cukup menghitung banyaknya hamparan pantai indah dengan permukaan air sebening kaca. Ucapan takjub kita, tak akan ada habisnya untuk gunung-gunung yang kokoh meninggi tersebar di nusantara. Betapa begitu istimewanya Tuhan terhadap negeri ini. Melalui tulisan ini, saya ingin mengenalkan sebuah rangkuman keindahan Indonesia yang bisa memandu kita yang ingin menjelajah nusantara. Sebuah jendela yang bisa diintip dari belahan dunia manapun dan kapanpun melalui akses internet. Adalah indonesia.travel, situs resmi yang memuat informasi pariwisata Indonesia.



Indonesia's Official Tourism Website

Desain Website
Sebagai situs resmi pariwisata Indonesia, tampilan indonesia.travel dengan posting bergeser yang menjadi pusat perhatian dari situs ini, begitu membuat saya bergairah untuk melihat semua keindahan Indonesia dengan mengklik satu persatu. Menurut saya yang awam akan detail desain sebuah website yang baik, menurut pandangan mata saya, gambar-gambar kecil dari thumbnail artikel seolah membentuk susunan puzzle bergeser yang indah, dan terlihat menyatu dengan latar yang berwarna hijau cerah. Warna hijau yang mengingatkan saya akan hamparan sawah di kampung halaman yang begitu indah.

Aktivitas Social Media
Selain informasi melalui situs web, indonesia.travel juga bisa ditemui di berbagai media sosial. Indonesia.travel aktif berkicau di microblogging bernama twitter dengan jarak waktu yang sangat rapat, berbagi info di facebook, berbagi foto-foto indah melalui instagram, bahkan sosial media bernama Pinterest pun dimiliki oleh indonesia.travel yang tanpa berpikir, langsung saya follow. Di era yang serba digital ini, indonesia.travel sudah melakukan pendekatan dan pengenalan pariwisata Indonesia yang sangat baik menurut saya.

Informasi Konten
Mengenai konten situs web, indonesia.travel sangat padat berisi sekali. Mulai dari kalimat sederhana dalam Bahasa Indonesia, berbagai kegiatan yang bisa dilakukan, kuliner, sampai tips berwisata yang tentunya merupakan informasi yang sangat membantu bagi turis mancanegara yang baru pertama kali ingin berkunjung ke Indonesia.

Kelengkapan Destinasi/Daya Tarik Wisata
Situs web ini memuat destinasi mulai dari pulau paling ujung di Indonesia, yaitu Pulau Weh, sampai Jayapura di Pulau paling timur Indonesia. Mungkin ada titik yang juga memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah menarik tapi belum dikenalkan. Destinasi indonesia.travel menurut saya sudah lengkap dari setiap pulau di Indonesia.

Update News
Keterbaruan berita yang dimuat di situs web ini juga sangat baik. Seperti berita terkait APEC dan pesta musik Java Soulnation di Jakarta sudah dirilis artikelnya sebelum lewat sepekan. Berita mengenai berjalannya acara-acara atau festival yang berlangsung di setiap daerah juga dimuat dengan detail dan cepat.

Interaktifitas
Situs web ini menyediakan wadah bagi pelancong yang ingin membagi cerita beserta dokumentasi foto mereka dengan mengklik panel 'Cerita Negeriku' atau 'Travel Stories' pada web dengan versi Bahasa Inggris. Ini menarik sekali apabila banyak yang berpartisipasi untuk menceritakan perjalanan wisata mereka. Adanya forum online juga memudahkan pengunjung website untuk saling bertukar informasi atau sekedar berbagi pengalaman wisata. Menurut saya ini adalah wujud dari interaktifitas yang dilakukan oleh indonesia.travel.

Quiz
Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba menulis yang diadakan situs web indonesia.travel. Ini bukan pertama kalinya indonesia.travel mengadakan quiz berhadiah mengunjungi salah satu destinasi pariwisata Indonesia. Dengan adanya quiz seperti ini, menurut saya dapat membangkitkan keinginan anak-anak Indonesia untuk menulis dan juga memacu semangat untuk mempromosikan pariwisata nusantara.

Saran dan Masukan
Adapun saran dan masukan yang ingin saya sampaikan untuk situs web indonesia.travel adalah:
  • duta pariwisata; apakah Indonesia tidak memiliki duta pariwisata? Sepertinya menarik apabila duta pariwisata Indonesia juga ikut ditampilkan dengan visualisasi yang menarik bagi pengunjung situs web. Seperti situs resmi pariwisata negeri ginseng, Korea Selatan, adanya Psy yang sudah mendunia karena lagu Gangnam Style-nya, yang merupakan artis dari negara tersebut memberi warna tersendiri saat saya mengunjungi situs pariwisata korea.
Official Korea Tourism Organization
  • kalender liburan; kalender yang diperbaharui setiap tahun yang menampilkan hari-hari libur nasional (seperti yang dimuat di situs pariwisata Australia) atau musim liburan sekolah dalam setahun (seperti yang dimuat di situs pariwisata Australia). Hal ini bisa menginformasikan turis mancanegara yang ingin menyiapkan rencana liburan dari jauh-jauh hari.
Hari libur umum pada website pariwisata Australia


Liburan sekolah Australia 2013

Demikian review mengenai website indonesia.travel dari saya. Secara keseluruhan saya merasa website tersebut sangat bermanfaat sekali. Informasi yang ada di dalamnya juga sudah sangat membantu bagi turis domestik maupun mancanegara. Saran dan masukan dari saya hanyalah opini pribadi yang mungkin bisa melengkapi informasi yang telah ada.
 
Referensi

Friday, September 20, 2013

Titik Balik

Hmmm terlalu banyak yang pengin saya tulis dan ceritain, sampe bingung harus mulai darimana..
Jadi begini, ngga tau kenapa saya pengin jadi manusia kuno di zaman serba update ini. Mulai dari menonaktifkan akun jejaring sosial saya yang bernama facebook, sampai mengurangi intensitas berkicau di microblogging bernama twitter. Alasannya apa? Entahlah..
Saya pikir begini; sebelum saya punya jejaring sosial, dulu saya masih bisa menikmati hidup. Saya sendiri lupa dengan apa saya mengisi waktu saya tanpa adanya twitter dan facebook. Kemarin-kemarin, saya merasa twitter adalah media untuk mengicaukan segalanya. Perasaan kesal, senang bahkan sampai kangen harus saya bagikan disana. Saya membaca kembali apa yang pernah saya kicaukan kemudian merasa bodoh sendiri. Membiarkan orang tau saat saya merasa sedih dan terpuruk rasanya seperti saya tidak punya Tuhan sebagai tempat mengadu. Ya itu bagi saya sekarang ini. Pada saat saya mengicaukan semua itu yang ada di benak saya; ah gapapa kan sekarang emang jaman share segalanya, bahwa mengeluh di twitter atau sosial media lainnya adalah hal yang lumrah. Begitu pikir saya saat itu.

Tuhan menakdirkan saya untuk merasakan patah hati. Jalinan kasih yang saya banggakan harus berakhir ceritanya di tahun kelima ini (hampir keenam). Saya akui, di usia yang tidak lagi remaja ini, saya memang sama sekali tidak punya keinginan untuk menyudahi hubungan saya kemarin. Pikir saya, saya menjalani hubungan memang untuk ke depan sana. Bukan untuk coba-coba cocok-cocokan atau tidak. Tapi ternyata yang saya pikirkan berbeda dengan yang dipikirkan oleh pasangan saya kemarin. Bahwa ia mungkin sebenarnya bisa menemukan orang selain saya (mungkin maksud dia lebih dari saya). Egois memang rasanya. Tapi itu manusiawi sekali. Memang watak manusia selalu merasa tidak cukup.

Mungkin ini adalah titik terberat saya menjalani hidup (mungkin kedengarannnya berlebihan ya, tapi memang begitulah). Saya belum pernah sejatuh dan sekalut ini kehilangan seseorang. Mungkin karena lima tahun kemarin di mata saya memang indah-indah saja. Saya seperti terlalu nyaman berada di tengah perairan tenang, tanpa menyadari bahwa air tersebut pada akhirnya bisa menenggelamkan saya. Ya, air tenang bukan berarti tidak berbahaya karena jauh di bawah sana mungkin saja ada pusaran air yang mematikan. Saya bahkan tidak menyiapkan apa-apa yang bisa menyelamatkan saya untuk tetap berada di permukaan air. Saya terlalu terlena menikmati keindahan di sekitar.

Ia adalah satu-satunya gambaran paling jelas tentang masa depan saya. Mungkin saya terlalu takabur dan mendahului takdir Tuhan tentang seseorang di masa depan, sampai akhirnya berujung kekecewaan.

Melepaskan dan merelakan adalah satu kesatuan untuk bisa memahami arti perpisahan. Tapi kedua itu sungguh hal yang paling sulit saya jalani. Setelah ia meminta untuk mengakhiri segalanya, awalnya saya merasa baik-baik saja melepaskan pasangan saya. Sampai akhirnya saya merasa ingin tau 'apa ngga ada yang lagi dekat sama dia?'. Dan ternyata ada. Saat itulah perasaan tidak rela menyeruak dari seluruh dinding hati saya, menguasai pikiran dan emosi saya sampai akhirnya saya menjatuhkan harga diri saya dengan bilang kepadanya terang-terangan bahwa saya tidak rela.

Saat itu kami jadi kembali sering berkomunikasi, masih terasa dekat seperti tidak pernah ada kata berpisah. Masih sama sekali tidak menutupi bahwa kami masih menyimpan perasaan tidak rela kalau-kalau salah satu dari kami dibahagiakan orang lain. Inilah kenyataan terpahit yang pernah saya telan; benar-benar nyata saya merasakan bahwa ia juga tidak rela kalau nanti ada pria lain berdiri di samping saya menggantikan dia, tapi ia juga mengatakan bahwa berpisah adalah yang ia inginkan karena memang perasaannya tidak sebesar saya kepadanya.

Sampai saya menyadari mau sampai kapan saya berjalan maju mundur seperti itu. Lima langkah maju, kemudian kembali lari ke belakang hanya untuk menikmati hal yang sebenarnya tidak bisa saya bawa ke depan. Hingga terus berulang seperti itu entah berapa kali. Saya terlalu lemah untuk meninggalkan kenangan. Saya terlalu takut untuk tidak dapat menemukan seseorang lain, karena seluruh hati ini sudah saya berikan untuknya.

Mungkin baru sekarang saya merasa begitu bodoh. Betapa terpuruknya saya sedangkan ia disana hanya terus berpikir kenapa ia tidak sebegininya saya. Betapa menyedihkannya saya karna hanya saya yang merasa terhempas saat perpisahan kami nyata. Menyadari itu saya merasa tolol sekali sudah menyayangi pria sialan dengan begitu dalam tanpa menyadari bahwa ia tidak sedalam saya.

Tapi toh perasaan saya kepadanya memang terlalu dalam. Sampai kehabisan cara bagaimana untuk bisa membencinya. Ketika saya benar-benar sendirian, kekosongan itu benar adanya. Seperti orang yang berjalan terlalu jauh kemudian menyadari ia tersesat lalu linglung harus apa dan kemana. Ya, begitulah saya. Linglung sekali.

Sejak awal perpisahan itu, saya belum pernah menangis sesenggrukan di bahu teman dan ditenangkan dalam sebuah pelukan. Saya hanya merasakan hempasan itu sendirian. Sampai hari ini. Sampai akhirnya saya memilih mematikan facebook dan menjauhi twitter. Mungkin saya perlu bicara dengan diri sendiri seperti ini. Mencoba meredam segalanya melalui barisan kata. Karena pada akhirnya, tidak ada upaya yang bisa saya lakukan selain mengandalkan diri sendiri.

Ia sudah tidak cinta. Dan luka ini akan terus terasa, karena fase melepaskan itu ada banyak sekali tahapannya. Saya hanya mengandalkan bantuan Tuhan, untuk terus menyemangati saya mendirikan pilar-pilar kekuatan dalam menghadapi kenyataan berikutnya. Karena saya benar-benar tidak punya cara untuk membenci dia.

Mungkin inilah titik balik saya. Dimana saya benar-benar ada di posisi 0. Bukan 1 atau 2. Kenyataan dimana saya benar-benar sendirian, menahan semua yang saya rasakan hanya dalam pikiran. Sebelumnya, pasangan adalah tempat saya bercerita. Tempat saya menukar lelah dengan kenyamanan pelukan. Tempat saya melepas sesak akan ketidakutuhan keluarga, tanpa harus bercerita. Kepadanya saya menemukan keutuhan lain itu. Dan titik 0 ini juga kehendak Tuhan. Mungkin Ia ingin menyampaikan bentuk perhatian. Mungkin bagiNya saya hanya bisa merasakan sentuhanNya ketika saya sendirian. Karena 0 juga sebuah bilangan, harusnya saya tak perlu takut ada di titik ini.


Ibukota lepas senja, dengan otot mengencang sepulang bekerja saya menerjemahkan luka dalam barisan kata. (18 September 2013)

Friday, August 23, 2013

Colourfull Casual

Berjalan sendirian


Dulu, kita berjalan bersama menyusuri jalan ini
Berada di tepian jalan yang sama sambil bergandengan tangan
Meski bukan menatap masa depan, aku selalu menikmati setiap langkah kaki ini sambil menatap awan
Rasanya ringan meski tak tahu arah tujuan


Tapi itu dulu..
 

Kini, kita memang masih berjalan bersama
Hanya saja tak bergandengan tangan
Hanya saja tak di tepi jalan yang sama
Karena kamu di sebelah kiri dan aku di kanan jalan
Sesekali kita saling menengok, hanya untuk bertatapan
Kemudian kembali berjalan menatap ke depan
Sesekali aku menunduk ke arah kakiku
Kali ini, tak ada sepasang kaki lain yang berjalan di sebelahku
Ya, aku berjalan sendirian..


Tuesday, June 4, 2013

Tuesday, May 28, 2013

Kebiasaan googling, baik atau buruk?




Ini menurut pendapat saya:

Dalam era yang segalanya serba digital ini, google tentu sangat membantu manusia yang haus informasi seperti saya. Ketika saya butuh informasi atau lupa akan suatu hal, google menyimpan jutaan bahkan milyaran memori manusia dalam format digital (teks, video) yg mana hal itu lebih mudah diakses saat ini.

Lalu bagaimana tentang baik atau buruknya kebiasaan googling? Menurut saya itu tentang sudut pandang individu. Ketika seseorang hanya memandang hal dari sisi buruknya, maka hal baik lainnya akan selalu membuat matanya tertutup. Lalu buat apa akal pikiran yang dihadiahi tuhan dalam kepalanya? Informasi digital, seharusnya semua orang tau bahwa kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Tapi kita punya akal dan pikiran bukan? Tentu bisa mengatur diri kita sendiri untuk mengontrol rasa percaya dan tidak percaya.
Sebagai contoh kasus;

1. Saya mau liburan ke pulau seribu. Saya sama sekali awam tentang pulau seribu. Kemudian saya mencari tau melalui googling. Jutaan post dihadirkan oleh mesin pencari yang paling diandalkan kebanyakan manusia ini. Kemudian saya mulai membaca satu persatu. Sedikitnya saya jadi tau bahwa pulau seribu adalah bagian dari propinsi DKI Jakarta dengan ratusan pulau kecil yang beserakan. Bahkan saya bisa tau hal2 yang mungkin tidak diketahui org lain tetapi sudah ditemui seseorang yang kemudian ia share dalam dunia maya. Kebenarannya? Itu masih dipertanyakan, kembali pada diri kita mau percaya atau tidak. Karena resiko menelusur informasi melalui dunia maya memang yang paling dipertanyakan adalah kevalidannya. Toh mereka hanya berbagi informasi dan pengalaman, mereka tidak menuntut kita untuk percaya. Setidaknya mereka membantu menjawab rasa ingin tau kita. Hargai itu, dan tetap mengandalkan akal pikiran.
Kemudian saya sampai di halaman website kementerian pariwisata yang menghadirkan informasi tentang pulau seribu. Dimana saya bisa tau bahwa pulau pramuka adalah pulau yang menjadi pusat administrative dr semua gugusan pulau seribu. Apa info ini bisa dipertanggungjawabkan? Tentu, karna datang dari halaman resmi yang dikelola oleh pemerintah. Bukan perorangan yg masih diragukan datanya.

2. Saya sering sekali merasa migrain. Kemudian saya ingin tau apa itu migrain dan informasi umum seputarnya. Kembali saya mengetik kata migrain pada google. Yang saya temukan? Tentu jutaan informasi ilmiah tentang migrain bahkan juga post tentang pengalaman orang yang merasakan migrain. Ketika 80% informasi yang saya baca mengatakan hal yang sama, itu cukup menjawab rasa ingin tau saya. Yang sebenarnya mungkin saja semua post itu saling mengutip. Tapi toh saya memang hanya ingin tahu. Dan saya tekankan, profesi dokter tentu tidak bisa digantikan oleh semua informasi ini.
Pernyataan "kebiasaan googling itu buruk" mungkin mirip halnya dengan buku yang peredarannya dilarang. Ketika sebuah deretan tulisan dianggap bisa mengubah dunia, mengubah cara pandang org atau bahkan memprovokasi orang lain. Lalu bagaimana tentang ''hak kebebasan berbicara''? Padahal mereka berbicara hanya pada orang yang ingin mendengar. Mereka menulis hanya untuk mereka yang mau membaca. Tidak mau mendengar ya tidak perlu membaca, sederhana bukan? Kenapa harus dibuat rumit?

Cobalah memandang hal dari perspektif yang berbeda. Cobalah menilai hal tidak dari sisi buruknya, setidaknya itu bisa membuat hidup kita sebagai manusia jadi seimbang.

CMIIW. Silahkan masukannya. Sekian dan terima bingkisan. Hehehe.


Tuesday, May 21, 2013

Pulang


Perlahan, sosokmu datang ketika hati ini rungsang dan ketika pikiran ini dikuras habis oleh pekerjaan.
Kamu menyapaku hanya dengan diam dan tatapan.
Tapi aku menunduk sambil menahan airmata yang mulai berlinang.
Entah..
Aku selalu lemah ketika diri ini baru saja menghadapi hari yang lelah, dan tak ada sosok yang bisa aku dapati meski hanya untuk berbagi kisah.
Yang kubisa, hanya sekuat tenaga menepis rautmu yang menghilang sesaat lalu kembali dan semakin menguat.
Bahkan kau muncul hanya dengan diam saja bisa membuatku seperti ini.
Sedu sedan karna mengingat kenangan, lalu kembali mendapati bahu yang penuh beban.
Aku ingin pulang..
Ke sudut hatimu meski harus bertemu gelap dan berteman dengan ketidakpastian akan masa depan.
Tapi semua itu cukup membuatku kerasan.
Dan setidaknya aku bisa bermalam, dibandingkan dengan rasa linglung tak tau arah pulang.


Monday, May 6, 2013


"Bahkan aku sekacau ini ditinggal kamu pergi.."

Saya, yang hanya mengetik di ponsel dan membiarkannya menjadi kata yang tak terucap



"I just missed the figure to share hugs, kisses, love and everything."

Me, who randomly miss you.
 

Sunday, May 5, 2013

I Just Loved This Pic








Belum Sempat


Belum sempat aku berkata kalau aku telah jatuh cinta berkali-kali kepadamu
Belum sempat aku berkata bahwa tidak ada lagi yang aku cari selain kebersamaan kita yang abadi
Belum sempat aku berkata bahwa kamu adalah sosok yang ada dalam bayangan masa depanku itu, benar adanya
Belum sempat aku berkata bahwa aku bahkan tak tahu kenapa aku begitu menyayangimu

Belum sempat aku meminta kamu untuk tetap selalu ada
Belum sempat aku meminta untuk jangan pergi meninggalkanku
Belum sempat aku meminta untuk selalu bertahan menghadapi egoku
Belum sempat aku meminta untuk selalu ingat sudah sejauh mana kita berjuang

Jika Tuhan memberi aku waktu untuk kembali mengulang kisah kemarin,
aku hanya ingin mengatakan dan meminta semua ini yang belum sempat
Karena aku hanya tidak ingin merasakan kehilangan yang begitu pekat
Dan tak ingin merasakan hanya kenangan lah yang begitu dekat


Friday, May 3, 2013

Lima April


Hari ini ia meminta untuk mengakhiri hubungannya denganku yang sudah berjalan 5tahun 5bulan. Mungkin ini memang yang sedari dulu kami tunggu. Akhir dari perjalanan panjang yang pernah ingin kami sudahi namun bingung bagaimana cara menyudahinya. Tanpa masalah, mengakhiri sebuah hubungan justru menjadi sesuatu yang sulit dilakukan. Ya, itu benar adanya. Seperti menghitung hari, aku berpikir bahwa hubungan ini pasti akan berakhir. Entah apa yang membuat pikiranku berkata seperti itu. Hanya menunggu waktu, dan pengetuk palu. Aku? Aku tidak mau. Aku lebih baik menunggu, mungkin ia juga begitu sampai semua ini berjalan 5tahun. Tapi terlepas dari itu, hariku bersamanya memang karena adanya cinta. Kami mencintai satu sama lain. Kami juga menikmati waktu kami saat bersama. Hanya saja, seperti ada sesuatu yang tidak menyempurnakan. Entah itu apa. Mungkin Tuhan. Mungkin tangan Tuhan tak sampai pada untaian tali yang kami ikat. Maksudku, di mata Tuhan mungkin kami tidak jodoh. Ah, mendengar kata itu aku seperti teriris. Betapa inginnya aku ia menjadi jodohku. Orang yang mengusap rambutku, mengecup keningku dan memeluk tubuh mungilku. Ya. Ia yang aku inginkan.. Tapi hari ini kenyataan memecahkan mimpiku.



The Script - The Man Who Can't be Moved



How can I move on when I'm still in love with you~

'Cause if one day you wake up and find that you're missing me 
And your heart starts to wonder where on this earth I could be 
Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet 
And you'd see me waiting for you on the corner of the street~



Tentang satu kata





Hati saya tak ubahnya hunian tanpa furniture; hanya ruang kosong dan molekul-molekul debu di udara. Hati saya pernah penuh dengan kamu, sampai saya sesak dan sulit bernafas. Tapi kepergian kamu jg tidak membuat saya bernafas lega. Entah kenapa. Yang terasa hanya tarikan nafas yang sesekali berat. Setidaknya saya masih bisa bernafas. Kepergianmu tidak mempengaruhi semesta. Saya harus syukuri itu. Seperti kamu, aku juga pernah ingin jadi sisi yang meninggalkan. Tapi aku hanya tak ingin melepaskanmu terlalu mudah. Aku hanya tak rela meninggalkan semua menjadi kenangan. Juga tak ingin merasakan pahitnya kehilangan. Kemudian ketakutan itu justru mendekat dan mendekapku. Meski kini tidak ada lagi 'kita', yang kutau matahari akan tetap setia esok pagi menyapa. Meski awan bergumul menutupinya. Secepat malam menggantikan senja, secepat itu aku ingin luka ini tak lagi kurasa. Tak ada lagi pinta, kecuali dihilangkan rasa sakitnya. Karena tak mungkin aku memohon lupa. Kenangan itu akan tetap ada. Aku hanya tak ingin berpura-pura. Buat apa? Memori akan terus menerorku tanpa jeda. Hanya butuh satu kata, rela.


Tuesday, April 16, 2013

I'll be here someday..

Candi Ratu Boko, Yogyakarta




Peucang Island, Ujung Kulon




Wakatobi, Sulawesi Tenggara



Kepulauan Derawan, Kalimantan




Cenotes, Meksiko




Goa Jomblang, Yogyakarta




Venice, Italy




Image source: Google

Next dream vacation will post soon..